A.
Business Canvas Model di Sate Karak Bu Elis
1.
Key Partners
· Key
partners merupakan salah satu rantai atau chain penting yang dimiliki oleh
setiap bisnis usaha baik dalam perusahaan besar maupun dalam suatu Usaha Kecil
Menengah (UKM).
· Bu Elis
selaku penjual dan pemilik sate Karak selalu membeli bahan baku masakan di
tempat yang sudah dipercaya yaitu di Pasar Penggirikan.
· Bu Elis
membeli dan memilih sendiri semua bahan-bahan sate Karak seperti berbagai macam
jeroan dan daging serta beras dan ketan.
· Bu Elis
selalu menjaga kepercayaan dengan para supplier
sehingga akan ada simbolis
mutualisme.
2. Key Resources
·
Sate Karak
membutuhkan distribusi channel dan customer relationship untuk mendukung value proposition nya.
·
Dalam hal marketing Bu Elis hanya mengandalkan
pelanggan yang datang dan melakukan promosi mulut ke mulut.
·
Marketing
lainnya adalah dengan kedatangan media TV yang mewawancari Ibu Elis serta
mempromosikannya kepada penduduk di kota lain.
·
Customer relationship terlihat dari ramahnya Bu Elis dalam
melayani customer dan sangat terbuka ketika beliau diwawancarai.
3. Value Preposition
·
UKM sate
Karak berada di kawasan Ampel, Surabaya dimana kawasan Ampel merupakan kawasan yang didalamnya terdapat
akulturasi antara kebudayaan Surabaya dan kebudayaan Timur Tengah.
·
Customer segment yang dipilih dalam usaha bisnis tersebut
adalah masyarakat menengah dengan berbagai jenis umur.
·
Sate Karak
menyajikan makanan tradisional yang otentik dan hanya ada di kawasan Ampel,
Surabaya serta belum ada cabang atau penjual lain yang mencoba untuk berbisnis
Sate Karak.
·
Pembeli akan
merasakan suasana keramaian serta kemeriahan kawasan Ampel pada malam hari
dimana pembeli akan merasakan seperti berada di Timur Tengah karena adanya
Kampung Arab yang terdapat dalam kawasan Ampel tersebut.
·
Hanya sesekali complain yang diterima Bu Elis yang pada umumnya pelanggan merasa sate
karak hari itu lebih asin dari biasanya. Bu Elis menanggapi dengan baik dan mengajak
pelanggan begurau dan keesokannya akan membuat dengan lebih hati hati.
4. Key
Activities
· Sate Karak bu Elis
terus mengusahakan cita rasa yang enak untuk memenuhi kebutuhan customer.
· Resep sate Karak
merupakan resep rahasia turun temurun dari nenek ibu Elis, yang mana resep itu
membuat banyak customer datang dan terus mau menikmati makanan tersebut.
· Kunci utama dalam
kesuksesan dan keberlangsungan sate Karak ini adalah menjaga cita rasa agar
tetap seenak dan tetap memiliki rasa yang otentik sama seperti pertama kali
didirikan oleh nenek bu Elis.
· Sate Karak berisi
sate usus sapi yang yang disajikan bersama beras ketan hitam dengan sedikit
parutan kelapa dan bubuk kedelai.
· Dengan menjaga
hubungan yang seimbang antara value
preposition, distribusi chanel
dan customer relationship nya, akan
membantu bu Elis dalam meningkatkan aliran revenue sate Karak.
5. Customer Relationship
· Bu Elis selalu murah
senyum serta bersikap ramah dan sopan dengan para customernya untuk membina
hubungan yang baik.
· Bu Elis juga sering
menanyakan tentang bagaimana rasa sate Karaknya sebagai feedback.
· Banyak customer yang rela datang untuk sekedar
makan sate Karak Bu Elis meskipun tempatnya kecil dan merupakan kaki lima
dipinggir jalan.
6. Customer
Segments
· Sate Karak bisa
dinikmati oleh semua jenis
kalangan dan lapisan masyarakat, mulai dari anak-anak sampai orang tua.
· Target customer sate
Karak ini juga kepada para wisatawan yang datang dari luar Surabaya, karena ini
merupakan makanan tradisional dan khas yang hanya bisa ditemukan di Surabaya
saja.
· Usaha sate Karak ini
memiliki langganan yang cukup banyak karena menggunakan promosi atau marketing
melalui mulut ke mulut juga melalui siaran di tv (acara kuliner) yang
memperkenalkan sate Karak ini.
· Untuk menjaga dan
mempertahankan para customer, bu Elis tetap mempertahankan racikan resep
makanan tersebut tanpa diganti, di tambah, ataupun dikurangi komposisinya.
Serta ditambah lagi dengan keramahan bu Elis yang membuat para customer betah
makan disana.
7. Channel
· Usaha sate Karak ibu Elis tidak memiliki
sebuah sarana promosi .
·
Pemilik
usaha sate Karak ini beranggapan bahwa, jika beliau bisa menjaga rasa dan
kualitas sate Karaknya, maka akan banyak customer yang datang dengan sendirinya
tanpa beliau harus menggunakan sarana promosi tertentu.
· Selama ini, usaha sate Karak bu Elis
hanya bisa mengandalkan sarana promosi melalui WOM(Word of Mouth) untuk memasarkan sate Karaknya.
·
Usaha sate
Karak bu Elis juga mengandalkan channel-channel televisi yang telah meliput kegiatan
bisnis bu Elis tersebut, diantaranya Trans TV, JTV, SBO dan masih banyak channel TV lainnya.
· Banyak
juga media cetak yang mewawancarai sate Karak bu Elis. Banyak Koran, maupun blog-blog di dunia maya yang memuat
artikel tentang sate karak bu Elis.
8. Cost Structure
· Penjualan sate karak ini bu Elis membutuhkan
biaya-biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan-bahan pokok seperti daging
sapi, usus sapi, kelapa, ketan hitam, gula, kopi, teh.
· Biaya yang dikeluarkan untuk semua bahan
pokok penjualan bu Elis untuk setiap harinya sekitar Rp 200.000,00 sampai Rp
300.000,00.
· Pada hari-hari tertentu pada saat hari
jumat malam dan saat puasa sampai lebaran jumlah pelanggan bu Elis dapat bertambah
2 kali lipat dari hari biasanya maka biaya yang dikeluarkan untuk keperluan
bahan pokok juga meningkat menjadi 2 kali lipat lebih besar dibanding hari
biasanya.
9. Revenue Stream
· Revenue
Stream dari penjualan sate
Karak bu Elis yaitu penjualan sate jeroan sapi, sate daging sapi dan sate lemak
sapi.
· Usaha Sate Karak ini buka setiap hari mulai
pukul 17:00 – 22:00 WIB.
· Pada hari libur dan bulan ramadhan serta Idul
Fitri revenue dari penjualan sate yang didapatkan oleh bu Elis dapat mencapai 2
(dua) kali lipat dari hari-hari biasanya.
· Lokasi usaha Sate Karak yang setrategis juga
menjadi faktor yang mempengaruhi besarnya revenue
yang didapatkan, dimana lokasi usaha Sate Karak ini terdapat di depan
gapura gang Ampel Lonceng dan berhadapan persis dengan Hotel Grand Kalimas
Surabaya di Jalan KH. Mas Mansyur Surabaya, Jawa Timur, Indonesia.
· Usaha sate Karak bu Elis masih menggunakan
cara tradisional dalam menerima pembayaran dari customer yaitu dengan menerima pembayaran secara tunai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar